Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan

Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan – Beragam jenis tumbuhan yang tersebar luas di perairan. Beberapa jenis flora atau tumbuhan yaitu terumbu karang, padang lamun, alga, Fitoplankton, dan juga mangrove. Sebenarnya jumlah spesies tumbuhan yang ada di perairan sangatlah banyak, namun secara umum terdapat lima jenis pengelompokan tumbuhan yang hidup di perairan secara global.

Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan

Untuk memahami karakteristik dari jenis tumbuhan atau flora di perairan, berikut ulasannya khsusu bagi sahabat GEO:

a. Terumbu Karang (Coral Reefs)

Terumbu karang adalah gunung kalsium karbonat yang berada di bawah laut. Gunung ini terdiri atas karang, pasir karang, dan batu kapur padat. Terumbu tersebut menjadi dasar bagi komunitas kehidupan laut yang dinamis dan beragam. Jenis terumbu karang antara lain terumbu karang pinggiran (fringingreefs), terumbu karang penghalang (barrier reefs), maupun atoll dan pseudo-atoll.
Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Terumbu Karang [Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan]
  1. Terumbu karang pinggiran (fringing reef), biasanya tumbuh dari pantai, dan melebar ke arah laut, seringkali mengikuti bentuk luar pulau. Terumbu jenis ini banyak terdapat di kawasan Kepulauan Karibia.
  2. Karang penghalang (barrier reef) terbentuk dari bentangan pantai yang dangkal yang tidak memiliki sungai atau faktor lain yang menghalangi pertumbuhan terumbu karang tersebut. Terumbu dan daratan dipisahkan oleh laguna dangkal. Laguna antara Great Barrier Reef dan pesisir timur laut Australia lebarnya berkisar antara 16 dan 160 kilometer dan merupakan karang penghalang terbesar di dunia. Great Barrier Reef di sebelah timur laut Australia merupakan terumbu karang terbesar di dunia, tersusun lebih dari 2.000 buah karang tersebar sepanjang 2.100 km dengan lebar 16 sampai 160 km, sehingga akan tampak dari luar angkasa.
  3. Karang atol tumbuh merupakan koloni karang di puncak gunung api bawah laut yang muncul dari dasar laut. Tumpukan karang itu makin meluas ke arah luar, bukan ke atas karena sebagian besar hewan karang harus hidup terendam air. Bentuknya seperti kue donat yang mengikuti puncak gunung api. Oleh sebab itu, atol yang terbentuk biasanya memiliki laguna di tengahnya (kaldera gunung api). Bentuk karang seperti ini banyak dijumpai di Pasifik Selatan. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sekitar 85.707 km2, meliputi 50.223 km2 karang penghalang, 19.540 km2 terumbu karang atol, dan 15.944 karang pinggiran (tepi). Kawasan laut sekitar Maluku dan Sulawesi merupakan kawasan terumbu karang yang paling banyak dan beragam di Indonesia, bahkan di dunia. Makin ke barat atau ke timur jumlah dan keanekaragaman jenis terumbu karang semakin berkurang.

b. Tumbuhan Mangrove

Mangrove atau bakau adalah tumbuhan di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Mangrove terletak di daerah peralihan antara laut dan daratan, salinitas air asin, selalu tergenang yang berbeda dalam jangkauan pasang surut seperti daerah delta, muara sungai atau sungai-sungai pasang dan berlumpur. menurut McGill (1984) dalam Supriharyono (2009) hampir 75% tumbuhan mangrove hidup diantara 35oLU - 35oLS, dan terbanyak terdapat di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Sumatera, dan beberapa daerah di Kalimantan yang mempunyai curah hujan tinggi dan bukan musiman. 
Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Mangrove
Hutan mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak   yang   mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin Nybakken (1992). Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga: Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus  (Bengen, 2000). Fungsi Mangrove sebagai pelindung pantai terhadap erosi yang berlebihan akibat badai tropik dan dari bencana tsunami, serta sebagai spawning ground, nursery ground, dan feeding ground bagi organisme yang berkepentingan.

c. Lamun

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah beradaptasi sepenuhnya di dalam laut. Tumbuhan ini mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam di air laut yang asin, mempunyai sistem perakaran jangkar dan mampu mengadakan penyerbukan serta daur generatif dalam keadaan terbenam. Lamun dapat tumbuh subur terutama di daerah pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati dengan kedalaman sampai 4 meter. Dari 20 jenis lamun yang ada di perairan Asia Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di perairan Indonesia. Padang lamun merupakan habitat yang sangat penting bagi komunitas ikan, penyu hijau, dan dugong (duyung), karena tumbuhan di padang lamun merupakan sumber makanannya.
Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Padang Lamun
Lamun di perairan Indonesia terdiri dari tujuh marga. Tiga di antaranya termasuk suku Hydrocaritaceae yaitu Enhalus, Thalassia dan Halophila, sedangkan empat lainnya termasuk suku Pomatogetonaceae, yaitu marga Halodule, Cymodoceae, Syringodium dan Thalassodendron. Penyebaran padang lamun di Indonesia mencakup perairan Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

d. Alga

Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Salah Satu Spesies Alga
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri. Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).

e. Fitoplankton

Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Fitoplankton meskipun ukurannya kecil tidak dapat dilihat dengan mata telanjang akan tetapi peranannya sangat besar sekali pada rantai makanan. Tergolong organisme autotrof yang artinya mampu mensintesa makanannya sendiri dari bahan-bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses yang kita kenal dengan fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi karena adanya bantuan sinar matahari ataupun senyawa kimia, oleh karena itu dalam rantai makanan sebagai produsen. 
Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Gambaran Fitoplankton
Fitoplankton mengambil CO2 yang terlarut dalam perairan laut untuk poses fotosintesisnya, fenomena ini juga sering diistilahkan dengan pompa biologis (biologic pump) diman fitoplankton dari jenis dinoflagellata, coccolithrophore dan diatom dapat mengontrol konsentrasi CO2 di atmosfir. Gas CO2 di atmosfer sebesar 700 milyar ton dipertahankan melalui pertukaran dengan cadangan yang sangat besar di laut yaitu sebesar 35.000 milyar ton (Dahuri, 2013). Selain sinar matahari fitoplankton juga membutuhkan nutrisi berupa nitrat, fosfat, atau asam silikat dan besi yang tersedia pada perairan yang kaya akan nutrisi dan dalam, sehingga pencemaran di laut atau perairan serta efek rumah kaca dari karbondioksida akibat aktifitas manusia harus ditangani dengan serius agar tidak berdampak sistemik bagi kehidupan.

Komunitas Fitoplankton dan makro alga juga mempunyai peran yang penting dalam menjaga keseimbangan panas bumi melalui pengendalian ketebalan awan yang melewati lautan. Hal ini merupakan kunci utama dalam menentukan berapa besar radiasi sinar matahari yang dipantulkan kembali dari bumi. Berdasarkan hipotesis bahwa jenis fitoplankton tertentu mengeluarkan zat yang cepat berubah menjadi gas yang bersifat reaktif terhadap sulfur (dimethyl sulfide atau DMS). Pada saat lepas ke atmosfer senyawa tersebut teroksidasi dengan cepat membentuk asam sulfat (H2SO4). Cairan asam tersebut berperan sebagai inti dalam proses kondensasi untuk pembentukan butiran uap air di permukaan laut (Dahuri, 2013).

Demikian jenis tumbuhan (flora) di perairan. Jadi secara umum yang tergolong sebagai flora yang hidup di perairan yaitu terumbu karang, mangrove, padang lamun, alga, serta Fitoplankton. Semoga bermanfaat.

Pustaka:
[Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan – Konsep Geografi 2017]
[Alga – Wikipedia Indonesia; Akses 2017]
[Persebaran Flora – Suara Penyuluh Perikanan Pati Blogspot Indonesia; Akses 2017]
[Geografi Tingkat SMA/MA Kelas 11 IPS oleh Danang Endarto, Sarwono, Singgih Prihadi Tahun 2009]